Sumber belajar merupakah hal terpenting di dalam pembelajaran. Tanpa sumber belajar pola pembelajaran akan terasa hambar atau monoton tidak akan ada hal yan Pertimbanganditetapkannya Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2022 tentang Penilaian Buku Pendidikan adalah: a. bahwa untuk melindungi peserta didik dan masyarakat dari beredarnya Buku yang tidak bermutu dan tidak sesuai isi Buku serta syarat kelayakan isi Buku; b. bahwa Buku nonteks yang disusun oleh masyarakat perlu dilakukan penilaian atas Bukuteks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu. Buku teks hanya memuat materi satu bidang studi tertentu. Misalnya ada buku teks bidang studi Bahasa Indonesia, buku teks bidang studi Matematika, buku teks bidang studi Pendidikan Agama Islam, buku teks bidang studi Kesenian, dan lain-lain. 2. Buku teks merupakan buku standar. Olehkarena itu, berdasarkan ciri-ciri buku teks pelajaran dapat diidentifikasi buku-buku yang berkategori buku nonteks pelajaran, yaitu : (1) Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. d. Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca. Penulisan buku nonteks khususnya buku suplemen selayaknya lebih menyesuaikan pada kemampuan berpikir peserta didik. Kemampuan berpikir peserta didik dapat dipengaruhi oleh kompetensi dirinya dan lingkungan tempat mereka berada. Kemampuan berpikir peserta didik juga sangat berhubungan dengan perkembangan budaya suatu masyarakat. Dengan demikian, seorang penulis buku nonteks seharusnya dapat menulis materi buku nonteks yang sesuai dengan kemampuan peserta didik pada umumnya dan perkembangan budaya Indonesia. 5. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Suplemen Dalam menulis buku nonteks berkualitas, selain harus memahami langkah-langkah penyusunan buku, juga harus memahami komponen dasar dan komponen utama dalam pembuatan buku nonteks pelajaran Pusat Perbukuan, 2008, hal. 64-70. a. Komponen Dasar Terdapat beberapa komponen, diantaranya Tabel Komponen Dasar Buku Suplemen Komponen Dasar Kriteria Karakteristik buku a Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu. b Materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya. c Penerbitan buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas. d Pengembangan materi tidak terait secara langsung dengan atau sebagian Kompetensi IntiKompetensi Dasar dalam Standar Isi. e Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas. Struktur buku a Bagian awal minimal terdiri dari kata pengantar atau prakata dan daftar isi. b Bagian isi merupakan materi buku. c Bagian akhir minimal terdapat bagian daftar pustaka yang dapat dilengkapi dengan indeks, glosarium, atau lampiran. Komponen grafika a Buku dijilid dengan rapi dan kuat. b Buku menggunakan huruf danatau gambarilustrasi yang terbaca. c Buku dicetak dengan jelas dan rapi. d Buku menggunakan kertas berkualitas dan aman. 2. Komponen Utama Komponen utama ini adalah pemandu dalam penulisanbuku nonteks berkualitas, terdiri atas Tabel Komponen Utama Buku Suplemen Komponen Utama Kriteria Komponen Materi a Materi yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional b Materi yang tidak bertentangan dengan ideologi dan kebijakan poliik negara, c Materi yang menghindari masalah SARA, Bias jender, serta pelanggaran HAM d Materi yang ditulis sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat e Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia f Materi atau isi buku mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejujuran untuk memecahkan masalah dan mendorong jiwa kewirausahaan g Materi atau isi buku harus secara maksimal membangun karakteristik kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang mantap. Komponen Penyajian a Penyajian materi buku dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami. b Penyajian materi lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas. c Penyajian materi mengembangkan kreativitas dan kemampuan berinovasi. Komponen Bahasa danatau Ilustrasi a Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan ilustrasi gambar, foto, Definisi buku menunjukkan adanya unsur-unsur yang sama pada setiap buku, tetapi tidak berarti semua buku sama. Buku dapat mengandung berbagai jenis informasi dengan tujuan yang berbeda sehingga pemanfaatannya juga berbeda. Jenis buku pelajaran yang dipakai di sekolah dikategorisasikan berdasarkan penggunaannya menjadi empat kelompok, yaitu a buku pelajaran pokok b buku pelajaran pelengkap c buku bacaan d buku Sedangkan menurut pusat kurikulum dan perbukuan nasional terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam dunia pendidikan yaitu a buku teks pelajaran b buku pengayaan c buku referensi d buku panduan pendidik. Guna memudahkan dalam memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku pendidikan berdasarkan ruang lingkup kewenangan, yaitu buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran. Pengendalian mutu buku pada buku non teks pelajaran tidak sama dengan buku teks pelajaran, karena buku non teks pelajaran tidak dinaungi oleh BSNP. Salah satu ciri dari buku non teks pelajaran adalah materi atau isi dalam buku non teks pelajaran terkait dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar 17 B. P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung Remaja Rosdakarya, 2012, h. 16. 18 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Penilaian Buku Nonteks Pelajaran, Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukan, Balitbang Kemendikbud, 2012, Diakses 13 Maret 2014, Disamping penggunaaan tiap-tiap jenis buku berbeda di setiap sekolah, isi dan penyajiannya pun berbeda. Buku yang termasuk kedalam buku non teks pelajaran diantaranya buku sumber, buku referensi, buku panduan pendidik, buku bacaan, dan buku pelajaran pelengkap/pengayaan. Buku sumber adalah buku yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang telah terjamin kebenarannya serta bersifat baku, sehingga dapat dijadikan rujukan resmi dalam belajar. Contohnya seperti kamus, ensiklopedi, atlas, dan himpunan perundang-undangan. Buku jenis ini dipakai oleh siswa dan guru hanya sewaktu-waktu, ketika menemukan kesulitan dalam mengartikan suatu istilah atau frase dalam pokok bahasan “Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas”.20 “Sedangkan buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh guru.”21 Buku bacaan merupakan buku yang berisi informasi yang tidak berkaitan langsung dengan kurikulum, tetapi bermanfaat bagi siswa atau guru sebagai penambah pengetahuan dan hiburan. Buku ini termasuk dalam buku fiksi, nonfiksi, atau fiksi Buku pelajaran pelengkap/pengayaan tidak disusun sepenuhnya berdasarkan kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan metode penyajiannya. Buku ini tiak wajib dipakai oleh siswa dan guru namun berguna bagi siswa yang mengalami kesulitan memahami pokok bahasan tertentu dalam buku pelajaran pokok. Perbedaannya dengan buku bacaan, buku pelajaran pelengkap berkaitan langsung dengan kurikulum atau isi buku pelajaran pokok, disajikan dalam sistematika 19 B. P. Sitepu, 20 Ibid, h. 18. 21 Ibid, h. 17. 22 Ibid formal dan dengan bahasa yang baku. Sedangkan buku bacaan tidak menguraikan pokok bahasan tertentu dalam kurikulum atau buku pelajaran pokok, disajikan dalam sistematika yang tidak kaku, serta dengan bahasa yang mudah Maryam mengatakan bahwa “Supplementary books are part of non-text resource. By differentiating between textbook and non-textbook, we are expected to be able to differentiate also the referred books role and function”.24 Buku suplemen merupakan bagian dari sumber non-teks. Dengan membedakan antara buku teks dan buku non teks diharapkan dapat juga membedakan peran dan fungsi yang digunakan. 3. Buku Pelengkap/Buku Pengayaan/Buku Suplemen Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 2 yang menyatakan bahwa “selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran”.25 Uraian ini diperkuat oleh ayat 3 yang menyatakan “Untuk menambah 23 Ibid. 24 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. 25 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Buku, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 110. pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi”.26 “Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi”.27 “Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru”.28 Menurut para ahli buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan adalah buku yang berisi informasi yang melengkapi buku pelajaran pokok. Sitepu menjelaskan bahwa pengayaan yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas dan/atau lebih Sedangkan menurut departemen pendidikan nasional, bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang tujuannya untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi Menurut Maryam “Supplementary books function to enrich certain subject”.31 buku suplemen berfungsi untuk memperkaya subjek tertentu. Buku pelengkap/pengayaan/suplemen ini merupakan salah satu dari buku pendidikan. Buku pendidikan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa tentang kehidupan dalam berbagai bidangnya, baik tentang diri, masyarakat, budaya, dan alam sekelilingnya, maupun tentang Tuhan yang 26 Ibid. 27 Ibid, h. 107. 28 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 Pasal 1, Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 29 Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. 1, 30 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 8. 31 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. menciptakan semua Namun, buku pendidikan harus sesuai dengan keperluan siswa sehingga memberi kemudahan untuk digunakan oleh pembelajar, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Berdasarkan dari beberapa pengertian buku pelengkap/pengayaan/suplemen yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa buku suplemen adalah buku yang materinya tidak terpaku dengan kurikulum, berisi informasi yang dapat melengkapi buku paket, yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Suplemen Berdasarkan karakteristiknya terdapat perbedaan antara buku teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut terlihat pada Tabel Tabel Perbedaan Antara Buku Teks dan Buku Suplemen33 No Karakteristik Buku Teks Buku Suplemen 1. Target Terdiri dari materi yang ditulis dan harus dipahami siswa dalam satuan pendidikan Menambah pengetahuan siswa dan guru dalam satuan pendidikan 2 Kegunaan dalam satuan pendidikan Sumber utama Bukan sumber utama, hanya pelengkap 3 Kedudukan dalam satuan pendidikan Wajib Bukan sebagai sumber utama, melainkan pendukung 4 Kegunaan sebagai alat pendukung Tinggi Tidak tinggi 5 Keterangan penulisan Berkaitan dengan kurikulum Tidak terkait kurikulum matapelajaran sains, kebutuhan hidup, perencanaan atau 32 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Penilaian Buku Nonteks Pelajaran, Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukan, Balitbang Kemendikbud, 2012, Diakses 13 Maret 2014, 33 Siti Maryam, Strengthening the Character Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books, International Journal for Educational Studies, 51, 2012, p. 46. pertumbuhan zaman, pengalaman hidup 6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib 7 Anatomi buku Selalu berisi materi pelajaran, diskusi, latihan, dan evaluasi secara lengkap - 8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi siswa 9 Tempat penggunaan Kebanyakan di kelas/sekolah Tidak didominasi di kelas/sekolah rumah, ruang tunggu, tempat umum, dll Sumber Depdiknas RI, 2011 Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk ke dalam buku non-teks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku suplemen, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku suplemen ke dalam proses Berdasarkan perbedaannya dengan buku teks pelajaran, buku suplemen memiliki keunggulan diantaranya menambah pengetahuan siswa karena isi materi tidak hanya berisi konsep dan melengkapi buku pokok. 5. Langkah-Langkah Membuat Buku Suplemen “Seorang guru menyiapkan sebuah buku yang akan digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum”.35 Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis sebuah buku, yaitu36 a. Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya. b. Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan bukunya. c. Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi. 34 Ibid. 35 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 19. 36 d. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya. e. Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3-7 kalimat. f. Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada kekurangan segera dilakukan penambahan. g. Memperbaiki tulisan. h. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Untuk pembuatan buku suplemen menggunakan dua teori yaitu dari teori Andi Prastowo dan Diknas, dikarenakan dalam pembuatan buku suplemen tidak ada spesifikasi langkah-langkah pembuatan seperti dalam pembuatan modul dan LKS. Kemudian kedua teori tersebut dirangkum menjadi beberapa poin untuk langkah-langkah membuat buku suplemen, yaitu sebagai berikut a. Menganalisis kebutuhan bahan ajar b. Memilih materi c. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar d. Menganalisis indikator buku suplemen e. Menentukan desain buku suplemen f. Mengumpulkan materi g. Menyusun buku suplemen Buku suplemen merupakan bahan ajar berbasis cetak, karena itu dalam penyusunannya harus memperhatikan bahan ajar atau materi pembelajaran cetak. Adapun yang harus diperhatikan antara lain37 37 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet 15, h. 87-90. a. Konsistensi Dalam penyusunannya harus menggunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Jarak spasi antar judul dan baris pertama serta garis samping harus sama, begitu pula dengan jarak spasi antara judul dan teks utama. Perbedaan spasi akan membuat hasil cetakan menjadi tidak rapih b. Format Terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan, pertama, jika lebih banyak menggunakan paragraph panjang, akan lebih sesuai dibuat satu kolom. Kedua, isi yang berbeda harus dipisahkan dan dilabel secara visual. Ketiga, strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan diberi label secara visual. c. Organisasi Upayakan untuk menginformasikan kepada siswa, sejauh mana teks yang sedang dibacanya. Siswa harus mampu melihat secara sepintas berada di bab mana atau bagian apa yang sedang dibacanya. Teks harus disusun sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh. Selain itu, dapat pula digunakan kotak untuk memisahkan bagian-bagian teks. d. Daya tarik Perkenalan setiap bab atau bagian baru harus dengan cara yang berbeda. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk terus membaca. e. Ukuran huruf Ukuran huruf harus dipilih sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran huruf yang baik untuk buku teks biasanya adalah 12 poin. Selain itu harus dihindari penggunaan huruf capital untuk seluruh teks. Hal ini akan membuat proses membaca menjadi sulit. f. Ruang spasi kosong Gunakan ruang kosong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk membuat siswa beristirahat pada titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk ruang kosong sekitar judul, batas tepi margin, spasi antar kolom, permulaan paragraf diidentasi, serta penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf. Spasi antar baris atau antar paragraf dapat membantu meningkatkan tingkat keterbacaan. Untuk membuat teks lebih interaktif, informasi harus disajikan dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai. Semakin kompleks informasi, maka semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalam sekali penyajian. Pertimbangan hasil pengamatan dan hasil analisis kebutuhan siswa, harus disiapkan latihan yang sesuai untuk kebutuhan tersebut, Berikan kesempatan siswa untuk latihan tambahan, menyiapkan contoh-contoh atau menyarankan bacaan tambahan. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka. Menggunakan beragam jenis latihan dan Selain itu, dalam pembuatan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut39 a. Susunan tampilan, yang menyangkut Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca. b. Bahasa yang mudah, menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang. 38 Ibid 39 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, h. 18. c. Menguji pemahaman, yang menyangkut menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman. d. Stimulan, yang menyangkut enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan. e. Kemudahan dibaca, yang menyangkut keramahan terhadap mata huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca, urutan teks terstruktur, mudah dibaca. f. Materi instruksional, yang menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja work sheet. 21 merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer. h. Simulasi Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendekatimenyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di lapangan. Pengertian Buku Nonteks Ada dua jenis buku yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di siswa yaitu buku ajar atau buku teks dan buku non ajar atau non teks. Buku ajar mempunyai pengertian yang sama dengan buku teks. Di Amerika buku ajar atau buku teks di sekolah dasar dan sekolah menengah disebut school books atau elhi books kata elhi merupakan kependekan dari elementary dan highschool. Adapun pengertiannya adalah buku yang dibuat, terutama untuk digunakan dalam situasi belajar mengajar Sholeh, 2013. Buku nonteks merupakan buku pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum. Ciri-ciri Buku Nonteks Berdasarkan pusat perbukuan 2008, dari pengelompokan yang telah disebutkan, buku nonteks memiliki ciri – ciri sebagai berikut a. Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan, namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Buku-buku yang menyajikan materi untuk memerkaya buku teks pelajaran, atau sebagai informasi tentang Ipteks secara dalam dan luas, atau buku panduan bagi pembaca. 22 c. Buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan secara berseri berdasarkan tingkatan kelas atau jenjang pendidikan. d. Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara langsung dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi, namun memiliki keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. e. Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan pula oleh pembaca secara umum. Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan pengajaran. Buku nonteks pelajaran memiliki kedudukan sebagai buku yang dapat melengkapi pendalaman materi dan penambahan wawasan bagi pembaca dari pembahasan materi yang tidak tersaji secara lengkap dalam buku teks pelajaran. Selain itu, buku nonteks pelajaran memiliki pula kedudukan sebagai buku yang dapat menunjang pengembangan materi atau isi buku teks pelajaran, baik secara filosofis, historis, etimologis, geografis, pedagogis, dan segi lainnya dari materi yang tersaji dalam buku teks pelajaran Pusat Perbukuan, 2008. 23 BAB 3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan pelabuhan ikan ikan Muncar, Kecamatan Muncar Kabupaten Jember. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua minggu pada bulan November - Desember2014. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah camera digital, recorder, kertas dan perlengkapan tulis. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Kayu adalah bagian xylem dari pohon yang tersusun dari berbagai macam sel kayu. Sel kayu terdiri dari bagian dinding sel dan rongga sel Batubara,2002. b. Perahu tradisional adalah perahu yang terbuat dari kayu dan dalam teknik pembuatanya masih menggunakan pengetahuan yang diturunkan dari para pendahulu Kusumanti, 2009. c. Buku nonteks adalah sebuah buku kecil yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan perahu tradisional. Dalam penelitian ini, buku nonteks berisi gambar yang disertai dengan klasifikasi dan deskripsi singkat Pusat Perbukuan, 2008.

perbedaan buku teks dan nonteks